KONSEPSI PEMBERDAYAAN
KORAMIL MODEL
DALAM
MENYIAPKAN SUMBER DAYA
APWIL MENGHADAPI
TANTANGAN TUGAS
DI MASA DEPAN
BAB – I
PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Sejalan
dengan perkembangan lingkungan
strategis yang terus
berkembang, TNI – AD sebagai
salah satu komponen
utama bangsa yang
bertanggung jawab terhadap
kelangsungan dan keutuhan
NKRI senantiasa berbenah
diri dengan terus
berupaya meningkatkan kemampuannya
disegala bidang. Hal
ini dimaksudkan agar
tugas pokok yang
diberikan kepada TNI – AD
dapat terlaksana dengan
baik, aman dan
lancar. Bertitik tolak
dari kondisi tersebut
berbagai upaya dan
kebijaksanaan pembinaan telah diambil
oleh pimpinan TNI – AD,
akan tetapi dikarenakan
berbagai faktor, upaya yang
dilaksanakan belum
sepenuhnya dapat berhasil
dengan baik.
b. Dalam bidang
teritorial misalnya diyakini
bahwa pembinaan dan
peningkatan kemampuan Apwil
yang ada
telah menunjukkan kemajuan –
kemajuan yang berarti,
akan tetapi jika
di evaluasi dan
diamati secara mendalam
tentang pelaksanaan tugas
dilapangan masih banyak
ditemukan aparat kewilayahan
yang kurang memahami
dan menguasai kemampuan
bidang teritorial bahkan
dan bahkan terkadang
timbul kesan ada
keragu – raguan dalam melaksanakan
tugasnya. Hal ini
tentunya tidak boleh
terjadi dan dibiarkan
terus berlarut karena
dikhawatirkan akan terjadi
pembiasan ( deviasi ) yang
pada akhirnya akan
mempengaruhi pencapaian tugas
pokok TNI – AD.
c. Guna menghadapi
permasalahan – permasalahan
yang mungkin timbul
dan kompleksnya tantangan
tugas dimasa depan
khususnya dalam usaha
mewujudkan kemanunggalan TNI – Rakyat
yang merupakan rohnya TNI – AD
maka Apwil yang
ada perlu ditingkatkan
kemampuannya terutama bagi
prajurit – prajurit yang
baru masuk ke
Kowil dengan memberdayakan
koramil model yang
ada secara baik
dan terencana.
2. Maksud
dan Tujuan.
a. Maksud. Memberikan gambaran
tentang konsepsi pemberdayaan
Koramil model dalam
menyiapkan sumber daya
Apwil menghadapi tantangan tugas
dimasa depan.
b. Tujuan. Sebagai
bahan masukan kepada
Pimpinan TNI – AD dan
para Pimpinan Kowil
dalam rangka menentukan
kebijaksanaan yang akan
datang khususnya dalam
menyiapkan Apwil yang
berkwalitas.
3. Ruang
Lingkup dan Tata
Urut. Ruang
lingkup tulisan ini
dibatasi pada pemberdayaan
Koramil Model yang
ada di tiap
Korem / Kodim untuk menyiapkan
personel – personel yang bertugas
di Koramil yang
disusun dengan tata
urut sebagai berikut
:
a.
Pendahuluan.
b.
Kondisi Koramil
Model dan Apwil
saat ini.
c.
Faktor
– faktor yang mempengaruhi.
d. Kondisi Koramil
Model dan kwalitas
Apwil yang diharapkan.
e. Konsepsi pemberdayaan Koramil dalam
menyiapkan sumber daya Apwil.
f.
Kesimpulan dan
Saran.
g.
Penutup.
4. Metoda
dan pendekatan. Dalam pembahasan
tulisan ini digunakan
metoda deskriptis analisis
dengan pendekatan kepustakaan
dan pengamatan di
lapangan.
5. Pengertian.
a. Koramil
Model adalah Koramil
yang dilengkapi secara
khusus alat peralatan
dan personelnya sebagai
sarana yang digunakan
untuk menyiapkan dan
meningkatkan kemampuan anggota
yang baru masuk
ke komando kewilayahan
sebelum anggota tersebut
ditugaskan ke lapangan.
b. Kowil
( Komando kewilayahan ) adalah
suatu badan komando
(Kodam, Korem, Kodim,
Koramil dan Babinsa)
yang merupakan organisasi
pokok serta pelaksanaan
dari badan diatasnya,
mengenai binter serta
wanra.
c. Apwil
( Aparat kewilayahan ) yang
dimaksud disini adalah
personel militer yang
bertugas di komando
kewilayahan setingkat koramil.
KONDISI KORAMIL
MODEL DAN
PEMBERDAYAANNYA SAAT
INI
6. Umum. Sebagai tempat
penyiapan anggota yang
baru masuk Kowil,
koramil model hendaknya
mempunyai kelebihan karena
dibentuk secara khusus
melebihi koramil pada
umumnya. Berdasarkan pengamatan
di lapangan menunjukkan
bahwa pembentukan / kondisi koramil
model saat ini
belum sepenuhnya dapat
memenuhi persyaratan –
persyaratan yang telah
ditentukan, baik itu
dari segi pemilihan
pangkalan, kondisi personel, materiil,
bujuk / referensi dan hal
lain yang diperlukan.
7. Organisasi Koramil
Model. Susunan
organisasi koramil model
yang ada saat
ini sama halnya
dengan organisasi koramil
lainnya, yang mana
terdiri dari Danramil, Batuud, Baur
Konsos, Baur Wanra,
Jurlis dan Tayanrad
serta para Babinsa
yang masing – masing satu
orang untuk tiap
kelurahan / desa. Dengan kondisi
yang demikian maka
koramil model yang
adapun hanya dapat
diandalkan untuk melaksanakan
tugas Binter seperti
koramil lainnya untuk
tugas lain khususnya
dalam penyiapan anggota
yang baru masuk,
pada kenyataannya belum
dapat terlaksana dengan
baik sesuai dengan
tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai.
8. Personel.
a. Masukan
personel koramil model
pada umumnya sama
dengan koramil – koramil lainnya
yakni berasal dari
Satbanpur, Satpur maupun
Satbanmin dengan latar
belakang yang berbeda – beda. Umumnya
personel yang bertugas
di Kowil adalah
karena keinginan sendiri
dengan anggapan bahwa
bertugas di Kowil
akan lebih santai
dan lebih terbuka
kesempatan untuk meningkatkan
taraf hidup. Selain
itu ada juga
yang pindah tugas
ke kowil karena
faktor kondisi fisik / kesehatan dan
reputasi yang tidak
baik. Dengan kondisi
yang bermacam – macam tersebut
sudah tentu kurang
menguntungkan bagi pelaksanaan
tugas di lapangan
baik itu bagi
seorang Babinsa maupun
staf koramil yang
seharusnya mempunyai kwalitas
dan kondisi fisik
yang baik sehingga
mampu menjadi pembina
(Manager) ditempat tugasnya.
b. Dalam
kepangkatan, kesesuaian antara
pangkat dan jabatan
masih menjadi masalah
dan belum terpenuhi
dengan baik. Jabatan
Babinsa yang seharusnya di
jabat oleh seorang
Bintara tetapi kenyataannya masih
banyak yang dijabat
oleh Tamtama, selain
itu para Babinsa
yang adapun belum
seluruhnya mengikuti kursus
kejuruan teritorial. Sebagai
akibatnya tidak sedikit
Babinsa yang ada,
tidak mempunyai kemampuan
untuk berbicara dihadapan
umum, dan bahkan
timbul kesan dibeberapa
daerah bahwa Babinsa dalam
melaksanakan tugasnya berada
dibawah bayang – bayang para
Lurah ( Kepala Desa ),
terlebih saat ini
kwalitas pendidikan Lurah (Kepala
Desa) banyak yang
berasal dari STPDN / Akademi lainnya.
9. Pangkalan.
a. Letak. Letak
Koramil model yang
ada saat ini
pada umumnya dipilih
Koramil yang dekat
dengan Makodim. Dengan
kondisi yang demikian
maka pengawasan dan
pengendalian akan lebih
mudah dilaksanakan.
b. Bangunan. Bangunan Koramil
model yang ada
saat ini pada
umumnya sama dengan
koramil – koramil lainnya, yang mana ruangan / aula yang
dibutuhkan dalam kegiatan
belajar dan mengajar
belum tersedia secara
baik, dan jika
ada hanya dalam kondisi
sangat terbatas, demikian
juga halnya dengan barak
yang difungsikan untuk
menampung personel yang
akan dilatih dan lain – lain yang dibutuhkan belum tersedia dengan baik.
10. Bujuk /
Referensi. Yang
menyangkut tentang Bujuk / Referensi yang
berhubungan dengan pelaksanaan
tugas binter pada
umumnya telah tersedia
dalam jumlah terbatas,
akan tetapi yang
menyangkut dengan bahan
kepustakaan lainnya khususnya
buku – buku pengetahuan umum
sebagai sarana komunikasi
dengan seluruh lapisan
masyarakat belum tersedia
sehingga hal ini
juga berpengaruh terhadap
pelaksanaan KKS di
wilayah.
11. Kelengkapan materiil. Seperti halnya
koramil lainnya, materiil
yang tersedia ditiap
koramil model saat
ini, tersedia dalam
jumlah yang cukup,
dalam arti untuk
pelaksanaan tugas pembinaan
teritorial masih dapat
terlaksana walaupun kadang
kala harus meminjam
dari masyarakat atau
instansi lain di
wilayah (bersandar pada
wilayah).
12. Pemberdayaan koramil
model saat ini. Koramil
model yang ada
saat ini dengan
segala keterbatasannya telah
dimanfaatkan untuk menyiapkan / membekali personel – personel yang
baru masuk ke
Kowil. Dalam pelaksanaan
personel yang baru
masuk untuk sementara
ditempatkan di Koramil model
sambil dibekali pengetahuan
dan keterampilan serta
praktek di lapangan
yang langsung dibawah
pengawasan Danramil. Hasil
yang didapatkan sudah
barang tentu akan
sejalan dengan keterbatasan
yang ada dalam
arti disana sini
masih ada kekurangan – kekurangan.
BAB – III
FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
13. Umum. Dengan memperhatikan
dan menganalisa kemampuan
Apwil yang ada,
didapatkan beberapa faktor
yang berpengaruh dalam
pemberdayaan koramil model,
baik itu faktor
internal maupun eksternal.
Selain adanya faktor – faktor yang
berpengaruh tersebut, ditemukan
juga beberapa peluang
yang dapat dijadikan
sebagai bahan pemikiran / pertimbangan dalam
upaya peningkatan Apwil
melalui pemberdayaan koramil
model.
14. Faktor Eksternal. Faktor –
faktor eksternal yang
merupakan kekuatan dan
kelemahan sebagai berikut
:
a. Kekuatan.
1) Adanya beberapa
negara yang saat
ini mulai tertarik
dengan pelaksanaan Binter
yang dilaksanakan TNI,
khususnya TNI – AD. Negara
Amerika Serikat misalnya,
setelah pasca serangan
teroris Internasional tanggal
11 September 2001
telah membentuk “Depertemen
Of Homeland Security”
atau Kementerian Keamanan
Tanah Air yang
konsep operasinya mirip
Binter dalam menghadapi
ancaman teroris Internasional
dan kejahatan internasional
lainnya, sedangkan ditiap
negara bagian ada
organisasi yang disebut
“Army National Guard”
dan “Air Force
National Guard” semacam
Kodam di Indonesia
yang dipimpin seorang
Perwira Tinggi berpangkat
Bintang Dua. Selain
Amerika Serikat, masih
banyak lagi negara – negara lain
yang mempelajari dan
menerapkan Binter yang
dikemas sesuai dengan
kondisi negaranya, seperti
Australia, Inggris, Nigeria,
Myanmar dan Kaboja.
2) Adanya tuntutan
sebagian besar masyarakat
yang masih menghendaki
keberadaan Kowil dengan
kegiatan Binternya disesuaikan
dengan paradigma baru
peran TNI, hal
ini tentunya akan
dapat mendukung lebih
optimalnya peran Apwil
melaksanakan Binter di
wilayahnya.
3) Keberadaan para
Purnawirawan TNI yang
saat ini menjabat
sebagai pengurus teras
diberbagai partai politik
telah dapat meyakinkan
elite politik yang
ada bahwa Binter
yang dilaksanakan TNI – AD
khususnya telah semakin
luas diterima masyarakat.
1) Adanya peran
elit politik / kelompok tertentu
yang dalam menyuarakan
keinginannya menggalang opini
di masyarakat yang
selalu mendiskreditkan keberadaan
Kowil sehingga membuat
ketakutan di masyarakat,
hal ini tentunya
akan dapat mengurangi
kepercayaan masyarakat terhadap
pelaksanaan Binter yang
dilaksanakan Apwil didaerah
dan secara tidak
langsung merupakan upaya
pembunuhan terhadap karakter
Apwil.
2) Belum tersosialisasinya reformasi
pelaksanaan Binter dan
pentingnya pelaksanaan Binter
secara menyeluruh di
segenap lapisan masyarakat
yang mengakibatkan timbulnya
anggapan bahwa Binter
yang dilaksanakan oleh
apwil merupakan kenderaan
politik TNI untuk
kembali menguasai seluruh
potensi wilayah yang
ada seperti masa
lalu, padahal sesungguhnya
Binter yang dilaksanakan
TNI – AD adalah untuk
kepentingan nasional yaitu
pertahanan negara.
15. Faktor Internal. Beberapa peluang
dan kendala yang
ditemukan yang berkaitan
dengan pemberdayaan koramil
model dalam menyiapkan
Apwil yang baru
masuk ke Kowil
sebagai berikut :
a. Peluang.
1) Adanya kebijaksanaan Pimpinan
TNI – AD untuk membentuk
koramil model disetiap
Korem / Kodim sesuai kebutuhan
daerahnya masing – masing, hal
ini tentunya akan
dapat memberikan peluang
yang besar bagi
tiap Korem / Kodim dalam memberdayakan koramil
model yang ada
khususnya dalam menyiapkan
dan membekali kemampuan binter.
2) Adanya lembaga
pendidikan pusat pendidikan
teritorial TNI – AD ( Pusdikter )
yang dapat menyiapkan
prajurit – prajurit
teritorial dibidang Binter
yang bertugas di tiap
koramil model yang
pada nantinya selain
melaksanakan tugasnya sesuai
jabatannya, juga berfungsi
sebagai tenaga pendidik / pelatih di
tiap koramil model
bagi personel yang
baru masuk ke
Kowil ( Kodim dan
Koramil ).
3) Tersedianya prajurit – prajurit yang
mempunyai dedikasi tinggi
baik di satuan
tempur, Banpur maupun
Banmin yang sampai
saat ini belum
memperoleh kesempatan bertugas
di Kowil yang apabila
dapat dimanfaatkan secara
baik akan dapat
mempercepat proses penyiapan
sebagai pelaksana Binter
yang baik di
masa depan.
1) Terbatasnya SDM
baik secara kwalitas
maupun kwantitas Apwil
yang bertugas di
Koramil model baik
itu yang menjabat
sebagai Staf Koramil
maupun Babinsa yang juga
difungsikan sebagai tenaga
pendidik dan pelatih
dalam pembekalan personel
baru akan berpengaruh
terhadap pemberdayaan koramil
model dan sekaligus
hasil pembekalan yang dilaksanakan.
2) Managemen
/ perencanaan pembekalan pengetahuan
teritorial yang diberikan
belum mempunyai pedoman
yang baku, dan
bahkan terkesan asal
dilaksanakan, hal ini
tentunya akan berpengaruh
pada output yang
diterima.
3) Kelengkapan sarana
dan prasarana yang
akan digunakan untuk
melaksanakan pembekalan di
tiap koramil model
belum sepenuhnya tersedia
seperti barak yang
fungsinya untuk menampung
personel yang dilatih,
demikian juga halnya
dengan aula dan
ruangan lainnya, bahkan
jika hal itu
ada kondisinya masih
sangat minim sekali,
dan hal ini
juga akan sangat
berpengaruh dalam upaya
pemberdayaan koramil model.
BAB – IV
KONDISI KORAMIL
MODEL DAN KWALITAS
APWIL
YANG
DIHARAPKAN
16. Umum. Pendayagunaan koramil
model yang baik
akan dapat menghasilkan
Apwil yang berkwalitas.
Berhasil dan tidaknya
pendayagunaan koramil model
akan sangat tergantung
pada penyelesaian masalah / persoalan yang
dihadapi maupun persyaratan
lain.
17. Persyaratan koramil
model.
Koramil model yang
ada kedepan hendaknya
memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Pangkalan.
1) Koramil model
letaknya relatif dengan
Makodim agar mudah
diawasi dan dikendalikan.
2) Jauh dari
tempat keramaian sehingga
dapat memberikan situasi
yang kondusif dalam
proses belajar.
b. Bangunan.
1) Mempunyai barak
sehingga ada tempat
menampung personel yang
dilatih.
2) Mempunyai aula
untuk tempat proses
belajar.
3) Mempunyai ruang
perpustakaan dan ruang
data.
4) Tersedianya ruang
yang cukup untuk
Danramil dan seluruh
Stafnya serta pergudangan
lain yang dibutuhkan.
c. Kelengkapan personel,
materiil dan referensi.
1) Organisasi koramil
model secara keseluruhan
terpenuhi, baik secara
kwantitas dan kwalitas.
Danramil, staf koramil
dan para Babinsa
mempunyai pengetahuan teritorial
yang mamadai, mental
dan fisik yang
baik dan pengalaman
yang cukup lama
dalam pelaksanaan Binter.
2) Materiil koramil
model terpenuhi sesuai
DSPP demikian juga
halnya dengan kelengkapan
lain yang dibutuhkan
dalam proses pengajaran.
3) Referensi yang
diperlukan untuk menunjang
proses pengajaran dan
pedoman pelaksanaan kegiatan di
lapangan seperti proglatri
koramil, buku SJM koramil ( BPUP,
BPKJ, BPKU, BPKK
dan UTP ), buku – buku
tentang Binter, buku
kerja Danramil, Staf
koramil dan Babinsa
serta referensi lain yang dibutuhkan
tersedia dalam jumlah
yang cukup dan
terpelihara.
18. Kwalitas Apwil
ke depan. Tugas Apwil
adalah melakukan pembinaan
diwilayahnya yang diarahkan
kepada sasaran yang
menguntungkan baik untuk
kepentingan Hankam maupun
kesejahteraan rakyat. Kepadatan
dan sasaran kegiatan
yang harus dicapai
serta adanya permasalahan – permasalahan yang
kompleks yang ditimbul
di tengah – tengah masyarakat
dalam wilayah binaan
akan memaksa Apwil
untuk memilih suatu
alternatif pemecahan. Kondisi
yang demikian tentu
akan membutuhkan penampilan
melalui sikap, tingkah
laku dan cara
berbicara yang baik dan
tepat sehingga tugas
yang diemban dapat
berhasil. Tugas tersebut
memang sangat berat,
tetapi bila hal
itu telah tercapai
maka akan berpengaruh
terhadap pencapaian tugas
pokok TNI – AD.
Dalam rangka Binter,
Apwil yang ada
dituntut dapat mengenal
daerah tanggung jawabnya
dan pembinaan segala
isinya seperti adat
istiadat, kebiasaan, agama,
tingkat kehidupan dan
aspirasi masyarakat serta
kemungkinan adanya kerawanan
seperti masalah tanah,
kriminalitas, bencana alam,
masalah SARA maupun
kerawanan lain yang
dapat mempengaruhi kondisi
keamanan wilayah dan
nasional. Dengan memperhatikan
tugas dan tanggung
jawab Apwil dewasa
ini yang tidaklah
ringan dan dibarengi
perkembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi di
segala aspek kehidupan
maka peran Apwil
di wilayah sangat
diperlukan. Untuk menunjang
kegiatan tersebut maka
ke depan Apwil
yang ada harus
memiliki kemampuan yang
handal sehingga dapat
mendukung pelaksanaan pembangunan
di wilayah. Kemampuan
yang harus dimiliki
Apwil ke depan
adalah kemampuan khusus,
kemampuan mental dan
idiologi, kemampuan fisik,
kemampuan profesionalisme
dan penguasaan lima kemampuan teritorial
serta mempunyai sikap
teritorial yang dijabarkan
sebagai berikut :
a. Kemampuan
khusus.
1) Peka dan
tanggap terhadap permasalahan lingkungan.
2) Hidup sebagai
bagian yang utuh
dari lingkungan.
3) Mampu sebagai
pengayom dan penyalur
aspirasi yang ada
dalam lingkungan.
4) Mampu sebagai
patner dan dapat
berperan sebagai innovator
pembangunan di wilayah.
5) Mampu menjadi
contoh dan tauladan
didalam menjalankan kewajiban
sebagai warga negara
yang baik.
6) Mampu menajdi
alat penerangan dan dapat
menunjukan kebenaran TNI
yang merupakan milik rakyat, lahir
dan berjuang untuk rakyat
sehingga kehadirannya selalu
didambakan dan dicintai
rakyat.
b. Kemampuan
mental dan idiologi.
Apwil didalam pelaksanaan
tugas dan kehidupan yang
menyatu dengan masyarakat
harus mempunyai pendirian
yang kokoh, tidak
mudah larut dan
tergoyahkan oleh keadaan
lingkungan, kebenaran Pancasila
dan UUD 1945
dengan menghayati dan
mengamalkannya dengan baik
dalam kehidupannya serta mempunyai kesadaran moral dan mental
sebagai seorang Prajurit TNI.
c. Kemampuan
fisik. Mengingat kondisi
transportasi dan kondisi
didaerah dikaitkan dengan
kemampuan Kowil dalam
mengadakan sarana transportasi
masih terbatas maka
untuk melaksanakan tugas
Binter di daerah yang mencakup
sampai pada pelosok - pelosok terutama
para Babinsa diharapkan mempunyai
kemampuan fisik yang
baik sehingga didalam
melaksanakan tugasnya dapat
menjangkau seluruh wilayah
binaannya.
e. Penguasaan 5 ( lima ) kemampuan
teritorial.
1)
Kemampuan temu
cepat dan lapor
cepat.
2)
Kemampuan manajemen
teritorial.
3)
Kemampuan penguasaan
wilayah.
4)
Kemampuan perlawanan
rakyat.
5)
Kemampuan komunikasi
social.
f. Sikap
teritorial. Adalah wujud
nyata penghayatan dan
pengamalan Sapta Marga,
Sumpah Prajurit dan 8
Wajib TNI dalam
bentuk tingkah laku
dan cara bergaul
antara lain :
1)
Murah senyum.
2)
Tegur sapa.
3)
Rasa hormat
dan terima kasih.
4)
Kenali adat
istiadat.
5)
Menyesuaikan diri
disetiap laporan masyarakan.
6)
Positif dalam
tata susila.
7)
Kesediaan untuk
membantu.
8)
Selalu ikut
kegiatan keagamaan.
BAB – V
KONSEPSI PEMBERDAYAAN
KORAMIL MODEL DALAM
MENYIAPKAN SUMBER
DAYA APWIL YANG
BERKWALITAS
19. Umum. Tantangan tugas
bagi Apwil ke depan
begitu rumit dan
kompleks, untuk mengantisipasi setiap
permasalahan yang mungkin
timbul dan terlaksananya Binter
secara baik diperlukan
Apwil yang berkwalitas.
Apwil yang berkwalitas
dipersiapkan melalui pemberdayaan
koramil model dan
agar kegiatan tersebut
dapat terlaksana sesuai
tujuan dan sasaran
yang diharapkan maka
perlu dibuat suatu
rumusan konkrit dalam
menentukan kebijaksanaan dalam
pemberdayaan koramil model
untuk menyiapkan Apwil yang
berkwalitas sehingga mampu
menghadapi tantangan tugas
ke depan.
a. Keberadaan Kowil
adalah merupakan gelar
kekuatan TNI – AD, hal
ini sudah final
dan tidak perlu
untuk dipersoalkan lagi.
b. Binter
TNI – AD adalah tugas terkandung,
artinya tugas itu
dominan, tidak variable
dan berpengaruh langsung
terhadap pencapaian tugas
pokok TNI – AD.
c. Seluruh
Prajurit TNI – AD, khususnya
Apwil yang bertugas
di Kowil harus
mengerti, memahami dan
mampu melaksanakan binter
dengan baik.
d. Memberdayakan koramil
model secara maximal
dalam rangka menyiapkan / membekali Apwil
yang berkwalitas guna
menunjang kelancaran pelaksanaan
Binter di wilayah.
21. Strategi. Kebijaksanaan yang
ada dijabarkan ke
dalam strategi yang
berisi tujuan, sasaran,
subyek, obyek dan
metoda.
a. Tujuan. Agar Komandan
Satuan ditingkat Kodim
dapat memberdayakan koramil
model secara optimal
guna menyiapkan Apwil
yang mempunyai kemampuan dan
keterampilan sebagai pembina
teritorial yang baik
dan dapat menjadi
contoh bagi koramil
lainnya baik dalam
rangka pembinaan teritorial
maupun dalam rangka
pembinaan satuan.
b. Sasaran.
1) Terbentuknya koramil
model sesuai persyaratan – persyaratan yang
telah ditentukan.
2) Meningkatnya kemampuan
Apwil sebagai pelaksanaan
Binter yang profesional.
3) Meningkatnya kemampuan
Apwil untuk mempengaruhi
masyarakat dibidang kesadaran
bernegara dan bela
negara.
4) Meningkatnya kemampuan
Apwil dalam menyiapkan
pertahanan negara aspek
darat diwilayahnya.
c. Subyek.
1)
Danrem.
2)
Dandim.
3)
Danramil.
4)
Staf Koramil.
d. Obyek.
1)
Staf koramil.
2)
Babinsa.
e. Metoda.
1)
Induksi.
2)
Edukasi.
22. Upaya yang
dilaksanakan.
a. Pembenahan kembali
koramil model. Secara umum
dapat disimpulkan bahwa
kondisi koramil model
yang ada saat
ini belum memenuhi
syarat – syarat yang ditentukan
dan bila ditelaah
lebih mendalam masih
ditemukan koramil model
yang kondisinya tidak
lebih baik dari
koramil pada umumnya,
hal ini tentunya
tidak boleh terjadi
karena tidak dapat
mendukung upaya pemberdayaan
koramil model, untuk
itu perlu dilaksanakan
pembenahan – pembenahan ke dalam
sebagai berikut :
1) Pemilihan pangkalan.
Koramil yang disiapkan
sebagai koramil model
dipilih koramil yang
relatif dekat makodim
agar mudah diawasi
dan dikendalikan Dandim.
Hal yang perlu dipertimbangkan adalah
faktor lingkungan sekitar
pangkalan, sebaiknya dipilih
yang faktor lingkungannya
relatif tidak mengganggu
proses belajar. Apabila
hal tersebut diatas
belum mendukung, sebaiknya
koramil model yang
telah disiapkan diganti
dengan koramil lain
yang kondisinya lebih
baik dan dapat
memenuhi keriteria yang
ditentukan.
2) Penataan bangunan / ruangan. Ruangan
perkantoran koramil model
agar ditata dengan
baik sehingga dapat
menimbulkan kesan bahwa
koramil model tersebut
memang telah disiapkan
dengan baik. Ruangan
untuk Danramil, Batuud,
Baur wanra dan
Baur konsos dengan
seluruh data – data yang
diperlukan diusahakan mempunyai
ruangan sendiri – sendiri. Demikian
juga halnya dengan
aula yang digunakan
untuk tempat belajar,
ruang perpustakaan dan
ruang data serta
barak untuk menanggung
anggota yang baru,
kondisinya harus selalu
terpelihara dengan baik.
3) Meningkatkan kwantitas
dan kwalitas personel
koramil model. Sedapat
mungkin personel koramil
model mulai dari
Danramil, Staf koramil
dan para Babinsa
sesuai jumlah desa
binaan terpenuhi secara
keseluruhan. Jika belum
terpenuhi maka segera dipenuhi
dengan mengambil personel
dari koramil lainnya.
Dalam pemenuhan personel
sebaiknya dipilih personel – personel yang
mempunyai :
a) Pengetahuan teritorial
yang memadai.
b) Kemampuan dalam
pelaksanaan Binter dan
membina perlawanan rakyat.
c) Mental dan
fisik yang baik
dan mempunyai keahlian
khusus diluar ilmu
pengetahuan teritorial.
Apabila
pemenuhan personel secara
kwantitas sudah terpenuhi
tapi secara kwalitas
belum terpenuhi maka
personel – personel yang ada
kemampuannya harus ditingkatkan
baik melalui pendidikan
dan penataran bidang teritorial
yang dialokasikan komando
atas maupun melalui
pendidikan / latihan dalam
satuan serta belajar
sendiri maupun mempelajari
pengalaman orang lain.
Mengingat personel koramil
model mempunyai tugas
rangkap, yakni sebagai
pelaksanaan Binter dan
sebagai tempat penyiapan / pembekalan Apwil
yang baru masuk
ke Kowil maka
selain mereka dituntut
professional melaksanakan tugas
Binter, mereka juga
hendaknya dapat menjadi
guru yang baik
bagi personel yang
baru masuk maupun
personel lain yang
ada di jajaran
Kodim. Untuk menunjang
kegiatan tersebut maka
para personel yang
ada khususnya para
staf koramil hendak
mempunyai kemampuan CMI
yang baik. Dengan
demikian menjadi kewajiban
bagi Dandim / Danramil untuk
memberikan pengetahuan dan
latihan CMI bagi
personel dimaksud.
4) Melengkapi pendukung
kegiatan lainnya. Hal
lain yang perlu
mendapat perhatian dan
disiapkan adalah sebagai
berikut :
a) Buku –
buku referensi / Bujuk yang
diperlukan khususnya yang
menyangkut pengetahuan Binter
bagi seorang staf
koramil dan babinsa
serta buku – buku lain
yang dapat menambah / memperluas wawasan
Apwil dalam melaksanakan
Binter, disiapkan dalam
jumlah dan kondisi
yang baik di
Perpustakaan.
b) Membuat prosedur
kerja dan mekanisme
kerja koramil model.
Seperti yang telah
disinggung diatas bahwa
dibentuknya koramil model
selain diberi tanggung
jawab untuk menyiapkan
Apwil yang baru
masuk ke Kowil
dan tempat penugasan
bagi Apwil yang dianggap
belum mampu serta
menjadi contoh bagi
koramil lainnya, koramil
model yang ada
harus juga dapat
melaksanakan tugas Binternya
dengan baik. Mengingat
beratnya beban tugas
yang harus dilaksanakan
koramil model dalam waktu
yang relatif bersamaan
maka perlu dibuat
prosedur dan mekanisme
kerja koramil model
agar semua kegiatan / tugas yang
dibebankan dapat terlaksana
dan mencapai tujuan
dan sasaran yang
telah digariskan.
Dalam
merumuskan prosedur dan
mekanisme kerja yang
akan dibuat faktor
tugas sebagai pelaksana
tugas Binter yang dilaksanakan
koramil model tetap
menjadi faktor utama
yang mendasari kegiatan
lainnya. Hal ini
perlu diperhatikan agar
tidak menimbulkan masalah
baru dalam pelaksanaan
Binter dilapangan.
c. Melaksanakan pembekalan
materi bagi personel
baru. Personel yang
baru masuk ke
Kowil sebelum ditempatkan
di tiap koramil terlebih dahulu
dibekali / dilatih di koramil model. Pembekalan
dilaksanakan dalam 2 ( dua )
tahap yaitu pembekalan
ilmu ( teori ) dan tahap
aplikasi ( praktek lapangan
). Pelaksanaan pembekalan
mulai tahap perencanaan
sampai tahap pengakhiran
dibuat oleh Danramil
setelah mendapat persetujuan
dari Dandim. Selama
pelaksanaan pembekalan personel
baru ditampung dalam
barak yang tersedia.
Tenaga pengajar / pelatih yang
dilibatkan adalah Danramil,
Staf Koramil dan
personel lain yang
telah disiapkan serta
Dandim / Perwira Staf Kodim.
Materi pembekalan adalah
pengetahuan dan keterampilan
yang menyangkut tugas
Apwil sebagai pelaksana
Binter dan pengetahuan
social lainnya yang
dapat menunjang kelancaran
tugas Apwil di
lapangan. Mengingat masukan
personel yang baru
masuk ke tiap
Kodim tidak selamanya
dalam jumlah yang
banyak, maka untuk
menghemat dan mengefektif kan waktu,
biaya dan tenaga
pelatih yang diperlukan
maka pelaksanaan pembekalan
dapat dijadikan menjadi
satu tempat pada
salah satu koramil model
yang ada dijajaran
Korem dimaksud.
d. Melaksanakan pendidikan / penataran penyegaran
bagi Apwil lainnya.
Pada dasarnya pengetahuan – pengetahuan kemiliteran
baik itu yang
digunakan prajurit di
Satpur, Satbanpur, Satbanmin
maupun Kowil adalah
pengetahuan yang relatif
mudah dipelajari dan
dipraktekkan, akan tetapi
jika hal tersebut
tidak diadakan penyegaran – penyegaran maka
lambat laun pengetahuan
tersebut dengan sendiri
akan dapat berkurang,
dan jika itu yang
terjadi tentu akan
dapat menghambat pelaksanaan
tugas dilapangan. Selain
hal itu bahwa
selama pelaksanaan tugas
dilapangan tidak menutup
kemungkinan – kemungkinan timbul permasalahan – permasalahan dalam
bidang tugas yang
memerlukan pemikiran baru
dalam pemecahannya. Agar
Apwil yang bertugas
di lapangan selalu dalam
kondisi yang segar
dengan pengetahuan dan
keterampilan serta cekatan
dalam setiap pemecahan
masalah maka secara
berjenjang Apwil yang bertugas
di Kowil harus
melaksanakan pendidikan /
penataran penyegaran yang
dilaksanakan di koramil model. Dalam
hal ini pendidikan / penataran penyegaran
persoalan sedangkan materi
lainnya sifatnya hanya
untuk mengingatkan kembali.
BAB – VI
KESIMPULAN DAN
SARAN
23. Kesimpulan. Dari
uraian tentang konsepsi
pemberdayaan koramil model
dalam menyiapkan sumber
daya Apwil menghadapi
tantangan tugas dimasa
depan, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
a. Kondisi
koramil model yang ada
saat ini belum
sepenuhnya dapat diandalkan
khususnya dalam menyiapkan
personel yang berkwalitas
yang akan bertugas
sebagai Apwil di
Kowil.
b. Koramil
model akan dapat
diberdayakan secara maximal
dalam usaha menyiapkan
Apwil yang berkwalitas
apabila telah mendapat
perbaikan - perbaikan dalam
segala hal.
c. Keberhasilan pendayagunaan
koramil model dalam
menyiapkan Apwil yang
berkwalitas sangat dipengaruhi
oleh kwalitas personel
yang ada di
koramil model dan
personel yang baru masuk.
d. Perencanaan pembekalan
materi pembekalan yang dibuat
secara baik dan
peran serta aktif
dari Dandim dan
Perwira Staf Kodim
dalam mengendalikan dan
mengawasi seluruh kegiatan
pembekalan materi sangat
diperlukan agar kegiatan
dapat berjalan sesuai
dengan tujuan dan
sasaran kegiatan yang
telah ditentukan.
24. Saran. Agar ke
depan koramil model
dapat diberdayakan secara
maximal dalam menyiapkan
Apwil yang berkwalitas
maka disarankan sebagai
berikut :
a. Perlu
ditinjau kembali Prototype
bangunan yang digunakan sebagai
koramil model, khususnya
ruangan yang disiapkan
bagi staf koramil
maupun ruangan lainnya
yang akan digunakan
sebagai tempat proses
pengajaran.
b. Mengingat
tugas koramil model
yang sangat berat
maka disarankan agar
organisasi koramil model
yang ada perlu
ditambah Pejabat Wadan
Ramil dan Jabatan
Batih Koramil yang
nantinya diberi tugas
dalam menyiapkan pembekalan – pembekalan kepada
personel yang baru
masuk, dengan demikian
maka, tugas koramil
model dalam melaksanakan
Binter akan tetap
dapat terlaksana dengan
baik tanpa pengaruh
besar dari kegiatan
pembekalan yang dilaksanakan
di koramil model
tersebut.
c. Mohon
ditinjau kembali kebijaksanaan
pimpinan dalam pemindahan / penunjukan personel
yang bertugas di
Kowil, disarankan agar
personel yang bertugas
di Kowil adalah
personel – personel yang mempunyai
kemampuan ilmu dan
kondisi fisik dan
mental yang baik
serta dedikasi kerja
yang tinggi.
BAB – VII
PENUTUP
25. Demikian tulisan
ini dibuat sebagai
sumbangan pikiran penulis
kepada pimpinan TNI – AD
dalam menentukan kebijaksanaan
khususnya dalam pendayagunaan
koramil model dalam
menyiapkan Apwil yang
akan bertugas di
Kowil dan semoga
bermanfaat.
Playtech's first mobile casino, the online sports betting
BalasHapusPlaytech, the 남원 출장샵 online sports betting 거제 출장마사지 company, today 전라남도 출장안마 announced the 이천 출장안마 launch of its first 경주 출장샵 mobile casino product in Europe, Asia, and South Africa.